Perjalanan TB Tulang : Diagnosa

Oke, saya lanjutin cerita tentang TB Tulang ibu saya ya.. Postingan sebelumnya ada di sini

Malam itu, berbekal surat rujukan MRI kami pulang. Info dari suster MRI tidak bisa dilakukan langsung harus dengan perjanjian, dan saat itu juga sudah terlampau larut, sehingga kami memutuskan pulang. Setelah pulang, esoknya saya menelepon pihak RS Premier Bintaro untuk menanyakan biaya MRI. Info yang saya dapat biayanya 3,8juta, 2 kali lipat dari biaya yang saya keluarkan pada bulan Februari untuk MRI di RS Dr. Suyoto. Dikarenakan alasan biaya, akhirnya keluarga memutuskan untuk MRI di RS Dr. Suyoto. Biaya MRI tulang belakang di RS Dr. Suyoto belum berubah, sejak Februari 2018, September 2018, dan terakhir Oktober 2019. Besar biayanya Rp. 1.900.000,-.

Sekedar informasi, MRI di RS Suyoto jadwalnya tidak setiap hari ada. Tahun lalu, saya merasa RS Dr. Suyoto ini termasuk yang sangat sulit dihubungi, karena tidak pernah diangkat. Akhirnya saya datangi langsung untuk membuat jadwal MRI. Namun saat ini RS Dr. Suyoto ini sudah lebih mudah dihubungi. Untuk penjadwalan MRI bisa di nomor 021-73884000 ext. 2101, atau bertanya tentang jadwal dan biaya di ext. 2101 (radiologi).

Di hari yang sudah ditentukan saya menemani ibu saya untuk melakukan prosedur MRI. Beliau diminta mengganti bajunya, lalu masuk ke dalam ruangan khusus yang saya bisa lihat dari balik kaca. Kurang lebih setengah jam beliau berbaring di sana. Saya pun pernah menjalani proses MRI di RS Dr. Suyoto bulan Februari 2018. Selama kurang lebih setengah jam saya berbaring, petugasnya menyalakan murotal Quran yang menenangkan, hingga saya pun tertidur. Alhamdulillah jadi tidak tegang ataupun takut.

MRI dari RS Dr. Suyoto baru bisa diambil 7 hari kalender setelah proses MRI dilakukan. Ini agak berbeda dengan MRI RS Premier yang sudah terkomputerisasi dan bisa langsung dilihat hasilnya. Ada harga ada rupa memang benar adanya, hehehehe. Setelah satu minggu saya pun kembali ke RS Dr Suyoto untuk mengambil hasil. Setelah hasil MRI saya terima, saya pun menjadwalkan kembali konsultasi dengan Dr. Phedy.

Menurut Dr. Phedy, berdasarkan hasil MRI nya benar ada massa. Namun termasuk kategori massa apakah itu, solusinya hanya dioperasi, diangkat massanya dan dibersihkan, kemudian dibiopsi untuk memastikan. Walaupun menurut beliau, dari potret hasil MRI beliau sangat yakin kalau massa tersebut adalah nanah, sehingga diagnosanya adalah Infeksi TB Tulang, dan bukan tumor/kanker. Pada posisi ini ibu saya level ketakutannya sudah meningkat tajam. Melihat ketakutan ibu saya, dokter phedy menawarkan untuk mengkonfirmasi dengan pengecekan laboratorium. Jika benar infeksi maka hasil LED nya akan tinggi, sedangan massa tumor akan menunjukkan hasil sebaliknya.

Akhirnya kamipun pulang malam itu dengan membawa surat rujukan laboratorium. Atas pertimbangan biaya, kami memutuskan melakukan pengecekan lab di Prodia Bintaro. Pengecekan di lab Prodia saat ini sudah digitalisasi, hasil langsung dapat diakses melalui website mereka dengan menginput login dan password. Jika hasil mau diambil langsung ke lokasi prodia juga bisa, tapi saya memilih untuk mengakses dan mencetak sendiri di rumah.

Karena kondisi ibu saya pada saat itu sangat takut dengan kemungkinan-kemungkinan yang terburuk, saya melakukan konsultasi hasil lab berdua dengan kakak saya ke dokter Phedy, tanpa ibu saya. Dan dari hasil lab, Dr. Phedy menyatakan bahwa ibu saya menderita TB Tulang, dan penanganannya berupa operasi untuk membersihkan nanah infeksi, sekaligus pemasangan pen. Malam itu juga kami menanyakan biaya operasi di RS Premier Bintaro. Saya tidak hafal persis angkanya, namun kurang lebih 120jutaan untuk tindakan saja, belum kamar, obat, dll.

Sekali lagi, karena pertimbangan biaya, akhirnya kami memutuskan untuk mengubah arah  pengobatan yang tadinya pribadi, sekarang mencoba melalui BPJS. Setelah melakukan pencarian informasi, diketahui RS Fatmawati sebagai salah satu rumah sakit pusat untuk penanganan Tulang Belakang, dan dr. Phedy adalah salah satu dokter yang bekerja di sana. Sehingga kami memutuskan untuk melakukan pengobatan menggunakan BPJS, dengan harapan dapat dioperasi dengan dokter yang sama, Dr. Phedy, di RS Fatmawati.

Perjalanan mengenai BPJS akan saya ceritakan di postingan selanjutnya ya 😀

Leave a comment